Selasa, 19 Juli 2011

Sejarah Buku, Majalah, Dan Surat Kabar

Sejarah Buku

Sebelum kemunculan buku, manusia telahpun memiliki cara untuk menurunkan tulisan. Pada awal tamadun, manusia pada lazimnya menurunkan tulisan mereka di atas batu, papan, dan juga di atas daun (misalnya daun lontar yang menjadi lambang DBP). Sehubungan itu, medium tulisan awal ini adalah bentuk proto bagi buku. Buku dikatakan muncul dalam sejarah umat manusia, apabila orang Mesir mencipta kertas papirus pada tahun sekitar 2400 SM. Adapun kertas papirus yang diturunkan tulisan ini digulungkan untuk menjadi “skrol” (scroll), dan ia diyakini adalah bentuk buku yang paling awal.
Selain itu, buku juga muncul di tamadun yang lain dengan bentuk yang lain. Contohnya, di Kemboja, Sami Budha di situ membaca “buku” yang dibuat daripada daun dan amalan ini masih dikekalkan sehingga hari ini dan perkara pernah dilaporkan oleh Nasional Geografi. Manakala di negeri Cina, sebelum terciptanya kertas, para cendekiawan di situ menurunkan tulisan mereka di atas lidi buluh dan mengikat lidi ini menjadi buku. Amalan menulis di atas lidi telah mempengaruhi sistem tulisan Cina sehinggakan orang Cina mengamalkan tulisan menegak sehingga pada awal moden
Buku memasuki satu era yang baru apabila industri kertas menjadi mantap. Kertas dipercayai muncul di negeri Cina seawal-awalnya pada200 SM, selepas itu teknologi ini dibawa oleh pedagang muslim ke Eropah sebelum abad ke-11. Dengan adanya kertas, penulisan menjadi lebih mudah kerana kertas mempunyai ciri-ciri mudah disimpan dan juga bertahan lama.
Sejarah Majalah


Meskipun pada masa Cina kuno pernah diterbitkan sesuatu yang menyerupai majalah, majalah yang kita kenal saat ini baru ada setelah ditemukannya mesin cetak di Barat. Mula-mula mesin cetak digunakan untuk membuat pamflet, selebaran, buku cerita, dan kalender. Kemudian secara bertahap mesin cetak digunakan untuk mencetak terbitan reguler dengan mengumpulkan berbagai macam bahan yang ditujukan untuk menyuarakan kepentingan masing-masing. Majalah yang paling awal adalah Erbauliche Monaths – Unterredungen (1663 – 1668) diterbitkan oelh Johann Rist, seorang teolog dan penyair dari Hamburg, Jerman.
Dalam bentuk jurnal pendidikan, ringkasan buku-buku baru yang terkenal mulai disampaikan, namun tidak menyangkut buku-buku tentang kesusastraan. Bentukan iklan buku dikenalkan sejak tahun 1650, berupa feature yang muncul secara reguler dan kadang diberi ulasan. Katalog-katalog reguler terbit, seperti Mercurius Librarius atau A Catalogue of Books (1668-1670). Tetapi, selama abad 17 terbitan semacam itu rata-rata berumur pendek.
Jenis majalah yang lebih ringan isinya, atau berkala hiburan, pertama kali terbit pada 1672, yaitu Le Mercure Galant, didirikan oleh seorang penulis, Jean Donneau de Vice. Isinya: kisah-kisah kehidupan, anekdot, dan mutiara hikmah.
Di Inggris, perkembangan majalah ditandai dengan keadaan masyarakat yang kemampuan melek hurufnya telah meningkat ditambah menggejalanya kesadaran masyarakat akan hal-hal baru. Majalah memberi kebutuhan akan hal itu dan menapakkan kemapanan oleh karenanya. Yang lebih khusus lagi, di Inggris, kemapanan penerbitan majalah dipengaruhi oleh tiga essay periodicals, yang ditulis: Daniel Defoe’s the Reviews (1704 -1713); Sir Richard Steele’s the Tatler (1709 – 1711), dan Joseph Addison’s the Spectator (1711 – 1712).
Di awal terbitannya, berbagai majalah didesain hanya untuk kalangan terbatas. Penerbitnya lebih suka disebut pengelola”quality” magazines. Sejak 1830-an, bermunculan majalah-majalah berharga murah, yang ditujukan kepada publik yang lebih luas.
Awalnya berbagai majalah ini menyajikan mater-materi yang bersifat meningkatkan, mencerahkan, dan menghibur keluarga. Tapi, pada akhir abad 18 berkembang majalah-majalah populer yang semata-mata menyajikan hiburan. Di Inggris, Charles Knight menjadi pelopor majalah jenis baru ini. Ia menerbitkan mingguan Penny Magazine (1832 – 1846) dan Penny Cyclopedia (1833 – 1858).
Di samping majalah populer, muncul pula berbagai penerbitan majalah serially yang dipenuhi dengan gambar-gambar ilustrasi. Di AS, sampai tahun 1850, perkembangan itu tidak ditemukan. Yang tercatat mengmbangkan penerbitan berskala nasional jangkauan oplahnya yaitu Saturday Evening Post (1821 – 1869) dan Youth Companion (1827 – 1929).
Pada seperempat akhir abad 19, penerbitan majalah mengalami peningkatan pasar. Masyarakat mendapat limpahan informasi dan hiburan. George Newness menyalurkan hobinya yang berawal dari kesukaannya menggunting paragraf-paragraf, pada 1881, dengan menerbitkan Tit-Bits yang terbit secara periodik, dan menyebar secara meluasmelintasi batas negara. Hal tersebut diikuti oleh the Strand yang menjadi populer karena kisah-kisah Sherlock Holmes karya Sir Arthur Conan Doyle.
Di AS, booming penerbitan majalah terjadi setelah ekspansi besar-besaran pasca-perang sipil, juga berkat meningkatnya kecepatan pengiriman majalah lewat pos (1879). Dengan tujuan meningkatkan sirkulasi, munculah majalah-majalah yang mematok harga tinggi. Akhirnya terjadi kesenjangan antara majalah mahal dengan majalah murah.
Peningkatan sirkulasi ini membawa efek awal tertentu bagi penerbitan majalah, yakni iklan. Hal tersebut menekan biaya produksi. Praktik ini kemudian menjadi pola umum bagi dunia penerbitan selanjutnya. Teknologi pun berperan dalam meningkatkan biaya produksi.
Iklan, pada awalnya ditentang berbagai majalah. Di Inggris, ketika pajak iklan diturunkan, pada 1853, berbagai pengelola majalah di antaranya memasang argumen “tugas dari suatu jurnal yang mandiri adalah melindungi sejauh mungkin untuk mudah percaya, meyakini, dan tak waspada pada kepintaran tersembunyi pemasang iklan.”
Di Amerika, hal yang sama terjadi. Harper’s misalnya, memasang aturan ketat untuk para pengiklan sampai tahun 1880-an. Reader’s Digest, dengan sirkulasi raksasanya baru mengizinkan iklan masuk pada 1955.
Akan tetapi, saat ini, iklan sudah menjadi tenaga industri media. Penerbitan majalah, sebagian besarnya, termasuk medium yang didorong oleh iklan.
Perkembangan kehidupan yang memola waktu masyarakat semakin cepat serta teknologi cetak abad 20 yang telah mengirimkan limpahan informasi telah mendorong tumbuhnya penerbitan majalah yang ringkas, padat, dan pendek sajiannya. Yang pertama melihat hal itu adalah majalah berita Amerika Time yang diterbitkan pada 1923 oleh Briton Hadden dan Henry Luce.
Time sebenarnya merupakan pekerjaan Pathfinder (1894 – 1954), yang secara mingguan menulis ulang berbagai berita untuk penduduk pedesaan. Ia menjiplak model majalah Digests dan majalah saku. Tetapi, Time adalah yang pertama menyajikan secara ringkas dan sistematis segala berita di seluruh dunia.
Pada 1928, Time menanjak secara pasti disebabkan gaya pemberitaan yang mampu menampilkan kritik berdasar dua nilai demokratis: menolak otoritas dan memuja kesuksesan. Sajian beritanya dikemas dalam kalimat-kalimat ringkas, teliti, dan akurat, serta referensial. Pada 1930, Time membangun organisasi pemberitaan tersendiri untuk memperkuat ketersediaan informasinya.
Mengikuti langkah Time, Business Week (berdiri pada 1929), United State News (1933), dan Newsweek (1933) muncul. Selain majalah berita, ada pula majalah berjenis majalah saku, majalah khusus, majalah ilmiah, majalah kebudayaan, majalah kesusastraan.
Sejak awal, majalah telah berupaya mengembangkan kekhususan dalam isi yang dikandungnya. Hal ini akhirnya berpengaruh kepada bagaimana tampilan majalah itu sendiri. Majalah berita berusaha memberikan kesan serius dalam tampilannya. Alhasil, majalah berita-pun terlihat tegas. Berbeda dengan majalah kesusastraan yang berusaha menampilkan keindahan khas sastrawan. Dan tentu saja berbeda dengan majalah pria dengan tampilannya yang penuh kesenangan ala pria.
Majalah pun menjadi sesuatu yang eksklusif dan dikhususkan bagi komunitas tertentu. Mahalnya harga majalah membuat tak semua orang dapat mengakses majalah. Hanya orang-orang tertentu yang bisa menikmati majalah. Ibarat hotel bintang lima yang dibayar mahal oleh penginap, majalah memberikan fasilitas yang memadai bagi pembacanya. Lihat saja bagaimana kualitas kertas dan layout dari sebuah majalah.
Selain itu, majalah pun kerap memberikan interpretasinya terhadap suatu peristiwa. Hal ini tentu saja memberikan nilai plus dan kemudahan bagi pembaca. Pembaca mendapatkan sudut pandang baru. Meskipun berbau kepentingan tertentu, pembaca menjadi lebih kaya akan sudut pandang terhadap sebuah peristiwa daripada pembaca koran yang mesti susah payah menginterpretasikan sebuah peristiwa. Satu hal yang perlu diingat, pembaca harus tetap kritis terhadap apa yang diberitakan dalam sebuah majalah.
Terlepas dari hal tersebut, melalui tampilannya, majalah berusaha memberikan hiburan sekaligus informasi untuk memenuhi rasa lapar masyarakat akan informasi.

Sejarah Surat Kabar

Lebih dari 200 tahun surat kabar menjalankan fungsinya sebagai satu-satunya media penyampai berita kepada khalayak dan sebagai sumber satu-satunya bagi khalayak dalam mengakses informasi yang sama secara bersamaan. Surat kabar pertama kali diterbitkan di Eropa pada abad ke-17. Di Indonesia sendiri, surat kabar berkembang dan mempunyai peranannya sendiri di tengah masyarakat hingga sekarang. Sejarah mencatat bahwa produk mesin cetak Johann Gutenberg ini, telah mengambil peran yang cukup signifikan dalam perkembangan surat kabar di Indonesia dari berbagai aspek kehidupan keterkaitannya sebagai media massa yang berpengaruh di masyarakat. Berikut adalah paparan singkat mengenai surat kabar di Indonesia.

Pada dasarnya, sejarah surat kabar di Indonesia terbagi dalam dua babak yakni babak pertama yang biasa disebut babak putih dan babak kedua antara tahun 1854 hingga Kebangkitan Nasional. Kedua babak inilah yang amat berperan dalam perkembangan surat kabar di Indonesia. Babak pertama adalah babak putih, yaitu saat Indonesia masih dalam keadaan terjajah oleh kolonialisme Belanda. Disebut babak putih karena surat kabar pada waktu itu mutlak milik orang-orang Eropa, berbahasa Belanda dan diperuntukkan bagi pembaca berbahasa Belanda. Kontennya hanya seputar kehidupan orang-orang Eropa dan tidak mempunyai kaitan kehidupan pribumi. Babak ini berlangsung antara tahun 1744-1854. Babak kedua yang berlangsung antara tahun 1854 hingga Kebangkitan Nasional secara kasar dapat dibagi dalam tiga periode, yakni:

Antara tahun 1854-1860

Dalam periode ini surat kabar dengan bahasa Belanda masih memegang peranan pening dalam dunia pers Indonesia, namun surat kabar dengan bahasa Melayu telah terbit bernama Slompret Melajoe.

Antara tahun 1860-1880

Surat kabar dengan bahasa pra-Indonesia dan Melayu mulai banyak bermunculan tetapi yang menjadi pemimpin surat kabar-surat kabar ini semuanya adalah orang-orang dari peranakan Eropa.

Antara tahun 1881 sampai Kebangkitan Nasional

Periode ini mempunyai ciri tersendiri karena para pekerja pers terutama para redakturnya tidak lagi dari peranakan Eropa tetapi mulai banyak peranakan Tionghoa dan Indonesia atau biasa disebut dengan pribumi.

Minggu, 17 Juli 2011

Ekologi Media




Media Ecology With Marshall McLuhan


Konsep mengenai perkembangan teknologi komunikasi di mana dunia dianailogikan maenjadih sebuah desa yang sangat besar. Marshall McLuhan memperkenalkan konsep ini pada awal tahun 60-an dalam bukunya yang berjudul Understanding Media: Extension of A Man. Konsep ini berangkat dari pemikiran McLuhan bahwa suatu saat nanti informasi akan sangat terbuka dan dapat diakses oleh semua orang. Pada masa ini, mungkin pemikiran ini tidak terlalu aneh atau luar biasa, tapi pada tahun 60-an ketika saluran TV masih terbatas jangkauannya, internet belum ada, dan radio masih terbatas antardaerah, pemikiran McLuhan dianggap aneh dan radikal.
Desa Global menjelaskan bahwa tidak ada lagi batas waktu dan tempat yang jelas. Informasi dapat berpindah dari satu tempat ke belahan dunia lain dalam waktu yang sangat singkat, menggunakan teknologi internet. McLuhan meramalkan pada saatnya nanti, manusia akan sangat tergantung pada teknologi, terutama teknologi komunikasi dan informasi. McLuhan memperkirakan apa yang kemudian terjadi pada masa sekarang, di abada ke-2o seperti saat ini.
McLuhan memperkirakan pada masa digital dan serba komputer tersebut, persepsi masyarakat akan mengarah kepada perubahan cara serta pola komunikasi. Bagaimana pada saat itu, masyarakat tidak akan menyadari bahwa mereka sedang mengalami sebuah revolusi komunikasi, yang berefek pada komunikasi antarpribadi. Di atas level komunikasi interpersonal yakni komunikasi antara dua-tiga orang, pada masa desa global benar-benar terjadi trend komunikasi akan ke arah komunikasi massa, yakni bersifat massal dan luas. Di mana pembicaraan akan suatu topik dapat menjadi konsumsi dan masukan bagi masyarakat luas, kecuali, tentu saja, hal-hal yang bersifat amat rahasia seperti rahasia perusahaan, rahasia negara, keamanan-ketahanan. Semua orang berhak untuk ikut dalam pembicaraan umum, dan juga berjak untuk mengkonsumsinya, tanpa terkecuali.



McLuhan menyatakan bahwa desa global terjadi sebagai akibat dari penyebaran informasi yang sangat cepat dan massive di masyarakat. Penyebaran yang cepat dan massive ini menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (media massa). manusia pada masa itu akan lebih menyukai komunikasi audiovisual yang ateraktif, informatif, dan menghibur. Bertentangan dengan “kekuatan” teknologi media massa, manusia tidak akan mengagumi internet seperti pada awal kehadirannya di tengah masyarakat, sekalipun Internet dapat menghubungkan satu orang dengan orang lainnya dalam tempat yang berjauhan, menyampaikan banyak pesan ke tempat yang berlainan dalam satu waktu bersamaan. Perkembangan konsep Desa Global. Seiring berjalannya waktu, konsep ini terus berkembang. konsep ini dianggap sesuai dengan keadaan masa kini, yakni teknologi komunikasi, salah satunya adalah internet, terbukti dapat menyatukan dunia. Perkembangan teknologi seperti yang dinyatakan dalam desa global, membawa dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah orang selalu bisa mengetahui kabar terbaru yang terjadi di tempat lain, dapat berkomunikasi dan terhubung walau dalam jarak ribuan mill, mencari dan bertukar informasi. Adapaun dampak negatifnya adalah kecanduan internet, orang tidak dapat hidup tanpa internet, orang yang lebih eksis di dunia maya dibandingkan dunia nyata, yang menggangu hubungan sosialnya dengan orang lain.

MEDIA ECOLOGY
Ekologi media melihat ke dalam masalah bagaimana media komunikasi mempengaruhi persepsi manusia, pemahaman, perasaan, dan nilai, dan bagaimana interaksi kita dengan media memfasilitasi atau menghambat peluang kami bertahan hidup.
Ekologi Kata menyiratkan studi lingkungan: struktur, isi, dan dampak pada orang-orang.
Lingkungan adalah, setelah semua, sebuah sistem pesan yang kompleks yang membebankan pada manusia cara-cara berpikir tertentu, merasa, dan berperilaku.
• Ini struktur apa yang dapat kita lihat dan katakan, dan karena itu, lakukan.
• Ini memberikan peran kepada kami dan kami bersikeras bermain mereka.
• Ini menentukan apa yang kita diizinkan untuk melakukan dan apa yang kita tidak. Kadang-kadang, seperti dalam kasus pengadilan, atau ruang kelas, atau kantor bisnis, spesifikasi eksplisit dan formal.
Dalam kasus lingkungan media (misalnya, buku, radio, film, televisi, dll), spesifikasi lebih sering implisit dan informal, setengah tersembunyi oleh asumsi kita bahwa apa yang kita hadapi bukanlah lingkungan melainkan hanya mesin. Media ekologi mencoba untuk membuat spesifikasi eksplisit. Akan mencoba untuk mencari tahu apa peran media yang memaksa kita untuk bermain, bagaimana media struktur apa yang kita lihat, mengapa media membuat kita merasa dan bertindak seperti yang kita lakukan.
Media ekologi adalah studi tentang media sebagai lingkungan. Menurut marshall mcluhan:
Berarti mengatur berbagai media untuk saling membantu sehingga mereka tidak akan membatalkan satu sama lain, untuk menopang satu medium dengan yang lain. Anda mungkin mengatakan, misalnya, radio yang merupakan bantuan besar untuk melek huruf dari televisi, tetapi televisi mungkin bantuan yang sangat menakjubkan untuk mengajar bahasa. Dan sehingga Anda dapat melakukan beberapa hal pada beberapa media yang tidak dapat Anda lakukan pada orang lain. Dan, karena itu, jika Anda menonton seluruh bidang, Anda dapat mencegah pemborosan yang datang oleh salah satu membatalkan keluar yang lain. [2]
Terinspirasi oleh McLuhan, Neil Postman mendirikan Program dalam Ekologi Media di New York University pada tahun 1971. Dia menggambarkannya sebagai:
Ekologi media melihat ke dalam masalah bagaimana media komunikasi mempengaruhi persepsi manusia, pemahaman, perasaan, dan nilai, dan bagaimana interaksi kita dengan media memfasilitasi atau menghambat peluang kami bertahan hidup. Ekologi Kata menyiratkan studi lingkungan:. Struktur, isi, dan dampak pada orang-orang .
Corey Anton, Editor Explorations in Ekologi Media di Grand Valley State University, mendefinisikan ekologi media sebagai:
Sebuah berbasis luas tradisi ilmiah dan sosial praktek. Hal ini baik historis dan kontemporer, seperti slide antara dan menggabungkan kuno, modern, dan pasca-modern. . . Lebih tepatnya,. Ekologi media yang memahami sejarah yang sedang berlangsung kemanusiaan dan dinamika budaya dan kepribadian menjadi rumit saling terkait dengan teknologi komunikasi dan komunikasi.

Marshall McLuhan mengatakan bahwa kita sebenarnya hidup dalam suatu ‘desa global’. Pernyataan McLuhan ini mengacu pada perkembangan media komunikasi modern yang telah memungkinkan jutaan orang di seluruh dunia untuk dapat berhubungan dengan hampir setiap sudut dunia. Kehadiran media secara serempak di berbagai tempat telah menghadirkan tantangan baru bagi para ilmuwa dari berbagai disiplin ilmu. Pentingnya komunikasi massa dalam kehidupan manusia modern dewasa ini, terutama kemampuannya untuk menciptakan public, menentukan issue, memberikan kesamaan kerangka berpikir, dan menyusun perhatian public, pada gilirannya telah mengundang berbagai sumbangan teoritis terhadap kajian tentang komunikasi massa.
Konsep komunikasi massa itu sendiri pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada public secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh audience.
Pusat dari studi mengenai komunikasi massa adalah media. Media merupakan organisasi yang menebarkan informasi yang berupa produk budaya atau pesan yang mempengaruhinya dan mencerminkan budaya dalam masyarakat. Oleh karenanya, sebagaimana dengan politik atau ekonomi, media merupakan suatu sistem tersendiri yang merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan yang lebih luas.
Dengan asumsi bahwa modern adalah meninggalkan yang “kuno”, maka pada gilirannya, kehendak untuk modern merupakan manifestasi dari kehendak untuk mengeliminir pandangan primordial pra-modern atau hal-hal yang menghambat lajunya “kehendak-kehendak” itu, seperti agama, etika, dan nilai. Asumsi-asumsi ini akan terus berkembang seiring dengan lajunya pandangan “modern”. Pada saat modernitas diposisikan sebagai “sesuatu yang dicari banyak orang”, maka pada saat yang sama kepentingan-kepentingan modernitas telah menjadi ideologi. Kepentingan dan keinginan untuk modern, dengan lain arti, menjadi kehendak untuk berkuasa.
Saluran-saluran kekuasaan yang efektif untuk mengakses massa demi terwujudnya “kepentingan” tersebut adalah media, sehingga tidak salah ketika pada saat modernitas mengubah kesadaran manusia menjadi kesadaran massa.


Marshall McLuhan dalam dua bukunya, The Gutenberg Galaxy: The Making of Typographic Man (1962) dan Understanding Media: The Extensions of Man (1964), meramalkan bahwa peralihan teknologi dari era teknologi mekanik ke era teknologi elektronik akan membawa peralihan pula pada fungsi teknologi sebagai perpanjangan badan manusia dalam ruang, menuju perpanjangan sistem syaraf.
Menurut McLuhan, perpanjangan ini bersesuaian dengan tahapan-tahapan sejarah. Teknologi percetakan merujuk pada era modernitas, dan teknologi media elektronik merujuk pada era postmodernitas. Namun perkembangan teknologi media elektronik saat ini, dalam bentuknya yang paling canggih dan massif, telah meredusi kandungan pesan media itu sendiri dan menggantikannya dengan permainan bahasa yang bersifat simbolik. Media menjadi sekedar perpanjangan badan manusia, namun tanpa pesan, makna, dan kedalaman. Pesan itu sendiri, kini tidak lebih dari media-media lain.
Dalam logika perpanjangan badan manusia, mesin ketik adalah perpanjangan tangan manusia, mobil adalah perpanjangan kaki manusia, radio adalah perpanjangan telinga manusia, media cetak adalah perpanjangan mata manusia, dan teknologi televisi, komputer serta internet adalah perpanjangan pusat sistem syaraf manusia.
Sehingga menurut logika perpanjangan manusia di atas yang berkomunikasi adalah alat-alat komunikasi dan sistemnya itu sendiri. Proses komunikasi dalam masyarakat berteknologi canggih sama sekali tidak memerlukan manusia sebagai pelaku komunikasi. Proses komunikasi sekadar aliran pesan-pesan yang diregistrasi dalam kaitannya dengan biaya finansial. Jadi kita tinggal mengecek ke dalam sistem untuk memenuhi hasrat atau tujuan individual, dan hanya itulah hakikat dari partisipasi individual kita. Jika alat-alat sudah berkonvergensi, mereka akan jauh lebih kompatibel, semakin berkemampuan tinggi untuk membaca pesan satu sama lain.
Dalam bukunya The Gutenberg Galaxy (1962), Marshall McLuhan memaparkan tiga periode sejarah manusia menurut medium komunikasinya. Pertama adalah masa preliterate atau tribal, era di mana manusia berkomunikasi menggunakan medium oral sehingga berkembanglah kehidupan “kultur telinga”. Kehidupan ini, menurut McLuhan, membuahkan perilaku ketergantungan yang tinggi satu sama lain tidak individualis sehingga memiliki akar kuat pada lingkungan sosial, termasuk nilai-nilai yang dianut.
Sampai akhirnya masuk era kedua, yaitu era Gutenberg. Pada masa ini manusia telah masuk dalam tradisi menulis yang kemudian berkembang menjadi tradisi print atau cetak seiring dengan penemuan mesin cetak. Penggunaan medium tulisan atau cetakan kemudian menjauhkan individu dari suara, sentuhan, serta respons secara langsung dan pada akhirnya memunculkan sifat-sifat introspektif, rasional, serta individualis. Selain itu juga pada masa ini manusia mulai menumbuhkan pengetahuan, termasuk konsep individu, simbol kelompok, konsep bermasyarakat, konsep bernegara, dan lain-lain.
ketiga (terakhir) adalah perangkat elektronik yang mengaburkan batas-batas fisik, ruang dan waktu, serta kepemilikan publik dan privat. Batas-batas daerah dan negara hilang. Pengaruh global tidak dapat dibendung. Nasionalisme menurun. Dalam periode ini otoritas media tulisan juga menurun.
Marshall McLuhan dalam bukunya, Understanding Media – The Extensions of Man menyatakan bahwa medium yang dipakai untuk menyampaikan informasi dan pesan, membentuk format pesan itu sendiri. McLuhan menganggap media sebagai perluasan manusia, dan bahwa media yang berbeda-beda mewakili pesan yang berbeda-beda. Media menciptakan dan mempengaruhi cakupan serta bentuk dari hubungan-hubungan dan kegiatan-kegiatan manusia. Pengaruh media dengan adanya kemajuan teknologi menjadi sangat dahsyat bagi umat manusia. Media telah campur tangan dalam kehidupan manusia secara lebih cepat daripada sebelumnya, juga memperpendek jarak diantara bangsa-bangsa.
Munculnya era kontemporer yang ditandai dengan revolusi teknologi informasi membuat sebagian besar tatanan kehidupan dunia, seperti sosial, politik, ekonomi, seni dan budaya berubah drastis. Marshall Mcluhan, sang pelopor ilmu komunikasi, dalam bukunya yang cukup spektakuler. Understanding Media (1964), menyebutkan, bahwa dengan ditemukannya media canggih, dunia menjadi seperti desa buana (global village) yang dalam istilah populer sekarang ini disebut sebagai era globalisme.
Teknologi informasi kini memiliki substansinya sendiri. la tidak bisa hanya dianggap sebagai sekedar alat saja. Siapapun yang memasuki dunia kontemporer, mau tidak mau, harus menyatu dengan logika teknologi tersebut. Dikatakan bukan sekedar alat karena pada kenyataannya ia telah menciptakan ruang yang bernama globalisasi itu, yang notabene adalah sebuah jaringan kompleks informasi.

Namun, disamping kompleksnya tatanan kehidupan dunia, juga tampak semakin terbuka/transparan bahwa tak mungkin kehidupan tertentu niscaya progresif jika menutup diri dengan kehidupan lainnya. Logika informasi adalah korelasi. Sementara, secara pragmatis, relasi informasi membuat semaraknya dunia bisnis tertentu. Globalisasi yang menekankan keniscayaan pasar bebas sudah jelas banyak bersandar pada potensi jaringan informasi. Pula, informasi selalu mengandalkan pengetahuan.
Marshall McLuhan, dalam karya monumentalnya Understanding Media: An Extension of Man, mengemukakan tinjauan kritis terhadap fungsi media, yakni tidak saja menjadi kepanjangan tangan manusia, tetapi juga menyimpan kekuatan untuk mengubah perilaku manusia. Fungsi inilah yang menjadi fokus kritik-kritik tajam kajian posmodernisme terhadap modernitas. Salah satu pioneer dalam kajian ini adalah Jean Baudrillard Kritik-kritik yang dilakukannya menyentuh akar kesadaran dan ideologi modernitas itu sendiri. Secara spesifik Baudrillard melihat fungsi TV, sebagai media salah satu media massa, dalam memainkan pola “pengkreasian” modernitas atas kesadaran manusia modern melalui imaji yang dibangunnya. TV, bagi Baudrillard dengan mengembangkan teori “media as message”nya McLuhan, telah mengubah fungsi media menjadi ”diri media itu sendiri”, artinya fungsi TV sebagai mediator menjadi “makna” hakiki media itu sendiri. Pesan-pesan TV yang dikonstruk merupakan efek langsung dari dirinya, sehingga menciptakan dunia pemirsa menjadi “warga” dari global village di manapun tempat dan kapanpun waktunya.
Selain itu, Di era serba teknologi seperti sekarang, cara berkomunikasi dan melakukan transaksi bisnis yang efektif tidak selalu harus melalui cara bertatap muka meskipun hal itu bisa menimbulkan gugatan dari aspek budaya. Sebagai contoh transaksi perbankan saat ini sudah bisa dilakukan dalam waktu cepat melalui internet banking. Melalui sentuhan tangan di keyboard komputer yang terhubung ke jaringan internet atau melaui smartphone, sekarang nasabah sudah bisa melakukan transaksi perbankan dari mana dan kapan saja. Perkembangan teknologi informasi mampu mengatasi dimensi waktu, ruang dan jarak.
Kondisi tersebut di atas sudah diramalkan oleh Marshall McLuhan (1983) sekitar empat dekade lalu, bahwa peralihan dari era teknologi mekanik ke era teknologi listrik di Barat akan membawa peralihan pula pada fungsi teknologi sebagai perpanjangan manusia menuju perpanjangan tahap akhirnya, dari perpanjangan badan di dalam ruang, menuju per¬panjangan sistem saraf.
McLuhan tampaknya berpandangan optimis terhadap humanis teknologi, melihat bahwa perkem¬bangan teknologi informasi, khususnya televisi dan komputer telah memungkinkan manusia hidup di dalam dunia yang disebut desa global, dunia yang tak lebih besar dari sebuah layar kaca atau sebuah disket, disebabkan dapat diakumulasikan, direproduksi dan disiarkannya kembali segala bentuk informasi melalui media tersebut.
Jean Baudrillard (1983) mengangkat pandangan¬-pandangan McLuhan tentang perpanjangan tangan dan desa global dalam konteks perkembangan mutahir dunia Barat. Menurut Baudrillard perkembangan sains dan teknologi tidak saja dapat memperpanjang badan atau sistem saraf manusia, bahkan lebih fantastis lagi, mampu menghasilkan duplikat manusia, mampu menyulap fantasi, halusinasi, ilusi atau science-fiction menjadi nyata, mampu mereproduksi masa lalu dan nostalgia, mampu melipat dunia, sehingga tak lebih dari sebuah layar kaca, disket atau memory bank.
Kedua pemikir tersebut melihat ketidakterpisahan antara perkembangan sains dan teknologi, pengguna¬an ruang dan waktu. Konsep kemajuan yang melandasi perkembangan masyarakat modern, me¬nuntut penaklukan ruang serta penghancuran ruang melalui waktu. Pada tapal batas terakhir yang dicapai, proses penaklukkan ruang melalui waktu ini telah mengubah wajah dunia, yang kini menjelma menjadi sebuah desa global McLuhan.

Media Tradisional dan Modern


MEDIA TRADISIONAL

Pengertian Media Tradisional
Dongeng adalah salah satu media tradisional yang pernah popular di Indonesia.Pada masa silam, kesempatan untuk mendengarkan dongeng tersebut selalu ada,karena merupakan bagian dari kebudayaan lisan di Indonesia. Bagi para ibumendongeng merupakan cara berkomunikasi dengan putra-putri mereka, terutamauntuk menanamkan nilai-nilai sosial, yang diturunkan dari generasi ke generasi.Di berbagai daerah di Indonesia, media komunikasi tradisional tampil dalam berbagai bentuk dan sifat, sejalan dengan variasi kebudayaan yang ada di daerah-daerah itu. Misalnya, tudung sipulung (duduk bersama), ma¶bulo sibatang (kumpul bersama dalam sebuah pondok bambu) di Sulawesi Selatan (Abdul Muis,1984) dan selapanan (peringatan pada hari ke-35 kelahiran) di Jawa Tengah, bolehdikemukan sebagai beberapa contoh media tradisional di kedua daerah ini. Disamping itu, boleh juga ditunjukkan sebuah instrumen tradisional sepertikentongan yang masih banyak digunakan di Jawa. Instrumen ini dapat digunakanuntuk mengkomunikasikan pesan-pesan yang mengandung makna yang berbeda,seperti adanya kematian, kecelakaan, kebakaran, pencurian dan sebagainya,kepada seluruh warga masyarakat desa, jika ia dibunyikan dengan irama-iramatertentu.Media tradisional dikenal juga sebagai media rakyat. Dalam pengertian yang lebihsempit, media ini sering juga disebut sebagai kesenian rakyat. Dalam hubunganini Coseteng dan Nemenzo (dalam Jahi, 1988) mendefinisikan media tradisionalsebagai bentuk-bentuk verbal, gerakan, lisan dan visual yang dikenal atau diakrabirakyat, diterima oleh mereka, dan diperdengarkan atau dipertunjukkan olehdan/atau untuk mereka dengan maksud menghibur, memaklumkan, menjelaskan,mengajar, dan mendidik.


Harus disadari, 80% penduduk Indonesia tinggal di perdesaan dan hanya 20% yang tinggal di kota. Sayangnya, konsumsi media modern justru menunjukkan angka sebaliknya, 80% dikonsumsi oleh orang kota dan 20% sisanya oleh masyarakat desa. Ketidakimbangan mass media exposure di wilayah perdesaan ini tentu harus diimbangi dengan ketersediaan media komunikasi lain yang dapat dengan tepat menyentuh hajat komunikasi orang desa. Dan tidak bisa tidak, dalam kondisi seperti ini, penggunaan media tradisional adalah sebuah keniscayaan.

Media massa modern memang sering dinilai lebih “unggul”, karena lebih cepat dan memiliki kemampuan menaklukkan ruang dan waktu. Akan tetapi media jenis ini tidak bisa diterapkan secara efektif di kalangan masyarakat perdesaan karena adanya kendala aksesibilitas. Media cetak seperti koran dan majalah misalnya, terkendala kemampuan masyarakat untuk berlangganan. Media elektronik radio dan televisi, belum menjangkau seluruh wilayah perdesaan di Indonesia selain memiliki sifat bawaan “selintas dengar/lihat” sehingga isinya mudah dilupakan publik. Sementara media baru yakni media online-interaktif, menghadapi kendala konektivitas karena biaya aksesnya relatif mahal dan ketersediaan infrastruktur pendukung belum berpihak pada kebutuhan masyarakat perdesaan.

Oleh karena itu, dalam menyebaran informasi di perdesaan, media modern harus dipergunakan secara terintegrasi dengan media tradisional. Dengan cara tersebut, kendala aksesibilitas yang muncul dalam penggunaan media modern dapat tertutup oleh penggunaan media tradisional. Sebaliknya, sifat media tradisional yang “lambat” dan “lokal” dapat ditutup oleh media modern yang lebih “cepat” dan “global”.
Berdasarkan konsep starting from people, penyebaran informasi di perdesaan akan berjalan lebih efektif jika menggunakan media yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Media yang memenuhi karakteristik tersebut, tak lain dan tak bukan, adalah media tradisional. Berbagai macam kesenian tradisional yang berkembang dan didukung keberadaannya oleh masyarakat, dalam hal ini dapat dipergunakan sebagai sarana pembantu penyebaran informasi yang cukup efektif. 



MEDIA MODERN

1.      
1. Telegraf

Alat ini ditemukan oleh Samuel Finley Breese Morse, Sir William Cook, dan Sir CharlesWheatstone pada tahun 1837. Menurut sejarahnya, pada tahun 1793 ditemukannya jalur telegraf optic jarak jauh oleh Claude Chape. Kemudian tahun 1843, Samuel FB. Morsemembuat jalur telegraf listrik jarak jauh.Telegraf adalah alat komunikasi yang menggunakan peralatan listrik untuk mengirimkandan menerima sinyal sesuai dengan kode dalam bentuk pulsa listrik. Di dalamnyaterdapat kabel-kabel tembaga yang berguna untuk mengirimkan sinyal jarak jauh. Sinyal-sinya tersebut merupakan kode-kode sederhana yang mewakili pesan yang dikirim.Kode tersebut dikenal dengan nama kode morse yaitu sebuah sistem pengiriman pesandengan perpaduan suara yang panjang (diwakili dengan tanda garis penghubung) danpendek (diwakili dengan tanda titiktitik) untuk mengkodekan bermacam-macam huruf,angka dan karakter yang lain. Secara garis besar,cara kerjanya adalah data dikirim oleh operator telegraf dengan cara menerjemahkan teks yangdikirim menggunakan peralatan telegraf, olehperalatan tersebut data dikirim melalui kabel listrik berupa pulsa listrik dengan arus panjang dan pendek seperti pada kode morse.Pulsa listrik diterima oleh peralatan telegraf pada lokasi penerima, lalu diterjemahkan.
                                         
2.  
 2. Telepon

Beberapa puluh tahun yang lalu terjadi kontroversi tentang siapa yang telah menemukanpesawat telepon. Selama ini yang kita kenal adalah Alexander Graham Bell sebagaipenemunya. Sebenarnya bukan, setelah berbagai kontroversi dan pengakuan para ilmuanjaman dulu, mulai dari Elisha Gray (Amerika), Philipp Reis (Jerman), dan Alexander Graham Bell (Amerika) ternyata dalam sebuah kongres di Amerika Serikat menyatakanbahwa yang menemukan pesawat telepon adalah seorang berkebangsaan Italia yangbernama Antonio Meucci (Dikutip dari Detikinet.com). Kalau kita lihat sejarah perkembangan telepon, dapat kita uraikan sebagai berikut: Tahun 1889, Almond Stroger menciptakan telepon yang dapat langsung berhubungandengan nomor telepon yang lain tanpa melalui operator. Tahun 1906, Lee de Frost menemukan tabung vakum untuk menguatkan gelombangsuara pada telepon. Tahun 19418, telah dilakukan panggilan telepon antar benua di dunia. Tahun 1948, Perusahaan Bell Telephone mengembangkan penggunaan transistor untuk telepon. Tahun 1962, Telstar satelit komunikasi pertama dikirim ke orbitnya untuk melayani.
  

3. Televisi 

Televisi diciptakan berawal dari ditemukannyacakram metal (logam kecil) yang berputar dan memiliki banyak lubang oleh Paul Nipkov sekitar tahun 1883.Jika kita lihat perkembangannya dapat diurutkansebagai berikut:  Tahun 1861, Coleman Sellers menciptakan mesin pemutar slide pertama yangdinamakan Kinematoskop. Tahun 1891, William K.L. Dickson berhasil megambil gambar bergerak. Tahun 1897, Ferdinand Braund ahli fisika Jerman membuat tabung katoda sinar-X(Cathode Ray Tube). Tahun 1907,  tabung CRT mulai digunakan untuk membuat gambar televisi. Thomas Edison juga menciptakan film bersuara yang pertama di dunia. Tahun 1923, Vladimir Kosma Zworykin menemukan tabung televisi untuk pertamakalinya. Tahun 1925, John Logie Baird melakukan siaran televisi pertama d iAmerika.Tahun 1927, dihasilkan film-film dengan suara. Tahun 1930, siaran televisi untuk umum pertama di Amerika. Tahun 1936, siaran televisi pertama di Londom dengan format hitam putih. Tahun 1951, siaran televisi berwarna pertama kali disiarkan oleh CBS Tahun 1954, televisi digunakan sebagai media promosi. Tahun 1972, Sistem televisi berlangganan (TV kabel) dikenalkan oleh stasiun televisiHBO di Amerika. Hingga sekarang telah muncul berbagai jenis dan bentuk televisi seperti televisi layar datar LCD (Liquid Crystal Display), televisi layar lebar dengan sistem home theater HDTV (High Definition Television), televisi DLP (Digital Light Processing) dan Televisi Plasma.Televisi merupakan alat penerima informasi berupa gambar dan suara secara langsung pada saat yang bersamaan (real-time) dengan cara mengirimkan sinyal-sinyal elektronik.  

4. Radio
Dasar teori dari perambatan gelombang elektromagnetik pertama kali dijelaskan pada 1873 oleh James Clerk Maxwell dalam papernya di Royal Society mengenai teori dinamika medan elektromagnetik (bahasa Inggris: A dynamical theory of the electromagnetic field), berdasarkan hasil kerja penelitiannya antara 1861 dan 1865.
Pada 1878 David E. Hughes adalah orang pertama yang mengirimkan dan menerima gelombang radio ketika dia menemukan bahwa keseimbangan induksinya menyebabkan gangguan ke telepon buatannya. Dia mendemonstrasikan penemuannya kepada Royal Society pada 1880 tapi hanya dibilang itu cuma merupakan induksi.
Adalah Heinrich Rudolf Hertz yang, antara 1886 dan 1888, pertama kali membuktikan teori Maxwell melalui eksperimen, memperagakan bahwa radiasi radio memiliki seluruh properti gelombang (sekarang disebut gelombang Hertzian), dan menemukan bahwa persamaan elektromagnetik dapat diformulasikan ke persamaan turunan partial disebut persamaan gelombang.
Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).
Dasar teori dari perambatan gelombang elektromagnetik pertama kali dijelaskan pada 1873 oleh James Clerk Maxwell dalam papernya di Royal Society mengenai teori dinamika medan elektromagnetik (bahasa Inggris: A dynamical theory of the electromagnetic field), berdasarkan hasil kerja penelitiannya antara 1861 dan 1865.
Sejarah Radio
Pada 1878 David E. Hughes adalah orang pertama yang mengirimkan dan menerima gelombang radio ketika dia menemukan bahwa keseimbangan induksinya menyebabkan gangguan ke telepon buatannya. Dia mendemonstrasikan penemuannya kepada Royal Society pada 1880 tapi hanya dibilang itu cuma merupakan induksi.
Adalah Heinrich Rudolf Hertz yang, antara 1886 dan 1888, pertama kali membuktikan teori Maxwell melalui eksperimen, memperagakan bahwa radiasi radio memiliki seluruh properti gelombang (sekarang disebut gelombang Hertzian), dan menemukan bahwa persamaan elektromagnetik dapat diformulasikan ke persamaan turunan partial disebut persamaan gelombang.

5. Komputer
Komputer adalah alat yang dipakai untuk mengolah data menurut perintah yang telah dirumuskan. Kata komputer semula dipergunakan untuk menggambarkan orang yang perkerjaannya melakukan perhitungan aritmatika, dengan atau tanpa alat bantu, tetapi arti kata ini kemudian dipindahkan kepada mesin itu sendiri. Asal mulanya, pengolahan informasi hampir eksklusif berhubungan dengan masalah aritmatika, tetapi komputer modern dipakai untuk banyak tugas yang tidak berhubungan dengan matematika.
Secara luas, Komputer dapat didefinisikan sebagai suatu peralatan elektronik yang terdiri dari beberapa komponen, yang dapat bekerja sama antara komponen satu dengan yang lain untuk menghasilkan suatu informasi berdasarkan program dan data yang ada. Adapun komponen komputer adalah meliputi : Layar Monitor, CPU, Keyboard, Mouse dan Printer (sbg pelengkap). Tanpa printer komputer tetap dapat melakukan tugasnya sebagai pengolah data, namun sebatas terlihat dilayar monitor belum dalam bentuk print out (kertas).
Dalam definisi seperti itu terdapat alat seperti slide rule, jenis kalkulator mekanik mulai dari abakus dan seterusnya, sampai semua komputer elektronik yang kontemporer. Istilah lebih baik yang cocok untuk arti luas seperti "komputer" adalah "yang memproses informasi" atau "sistem pengolah informasi."
Saat ini, komputer sudah semakin canggih. Tetapi, sebelumnya komputer tidak sekecil, secanggih, sekeren dan seringan sekarang. Dalam sejarah komputer, ada 5 generasi dalam sejarah komputer.

Generasi komputer

Generasi pertama

Dengan terjadinya Perang Dunia Kedua, negara-negara yang terlibat dalam perang tersebut berusaha mengembangkan komputer untuk mengeksploit potensi strategis yang dimiliki komputer. Hal ini meningkatkan pendanaan pengembangan komputer serta mempercepat kemajuan teknik komputer. Pada tahun 1941, Konrad Zuse, seorang insinyur Jerman membangun sebuah komputer, Z3, untuk mendesain pesawat terbang dan peluru kendali.
Pihak sekutu juga membuat kemajuan lain dalam pengembangan kekuatan komputer. Tahun 1943, pihak Inggris menyelesaikan komputer pemecah kode rahasia yang dinamakan Colossus untuk memecahkan kode rahasia yang digunakan Jerman. Dampak pembuatan Colossus tidak terlalu memengaruhi perkembangan industri komputer dikarenakan dua alasan. Pertama, Colossus bukan merupakan komputer serbaguna(general-purpose computer), ia hanya didesain untuk memecahkan kode rahasia. Kedua, keberadaan mesin ini dijaga kerahasiaannya hingga satu dekade setelah perang berakhir.
Usaha yang dilakukan oleh pihak Amerika pada saat itu menghasilkan suatu kemajuan lain. Howard H. Aiken (1900-1973), seorang insinyur Harvard yang bekerja dengan IBM, berhasil memproduksi kalkulator elektronik untuk US Navy. Kalkulator tersebut berukuran panjang setengah lapangan bola kaki dan memiliki rentang kabel sepanjang 500 mil. The Harvard-IBM Automatic Sequence Controlled Calculator, atau Mark I, merupakan komputer relai elektronik. Ia menggunakan sinyal elektromagnetik untuk menggerakkan komponen mekanik. Mesin tersebut beropreasi dengan lambat (ia membutuhkan 3-5 detik untuk setiap perhitungan) dan tidak fleksibel (urutan kalkulasi tidak dapat diubah). Kalkulator tersebut dapat melakukan perhitungan aritmatik dasar dan persamaan yang lebih kompleks.
Perkembangan komputer lain pada masa kini adalah Electronic Numerical Integrator and Computer (ENIAC), yang dibuat oleh kerjasama antara pemerintah Amerika Serikat dan University of Pennsylvania. Terdiri dari 18.000 tabung vakum, 70.000 resistor, dan 5 juta titik solder, komputer tersebut merupakan mesin yang sangat besar yang mengonsumsi daya sebesar 160kW.
Komputer ini dirancang oleh John Presper Eckert (1919-1995) dan John W. Mauchly (1907-1980), ENIAC merupakan komputer serbaguna (general purpose computer) yang bekerja 1000 kali lebih cepat dibandingkan Mark I.
Pada pertengahan 1940-an, John von Neumann (1903-1957) bergabung dengan tim University of Pennsylvania dalam usaha membangun konsep desain komputer yang hingga 40 tahun mendatang masih dipakai dalam teknik komputer. Von Neumann mendesain Electronic Discrete Variable Automatic Computer (EDVAC) pada tahun 1945 dengan sebuah memori untuk menampung baik program ataupun data. Teknik ini memungkinkan komputer untuk berhenti pada suatu saat dan kemudian melanjutkan pekerjaannya kembali. Kunci utama arsitektur von Neumann adalah unit pemrosesan sentral (CPU), yang memungkinkan seluruh fungsi komputer untuk dikoordinasikan melalui satu sumber tunggal. Tahun 1951, UNIVAC I (Universal Automatic Computer I) yang dibuat oleh Remington Rand, menjadi komputer komersial pertama yang memanfaatkan model arsitektur Von Neumann tersebut.
Baik Badan Sensus Amerika Serikat dan General Electric memiliki UNIVAC. Salah satu hasil mengesankan yang dicapai oleh UNIVAC dalah keberhasilannya dalam memprediksi kemenangan Dwilight D. Eisenhower dalam pemilihan presiden tahun 1952.
Komputer Generasi pertama dikarakteristik dengan fakta bahwa instruksi operasi dibuat secara spesifik untuk suatu tugas tertentu. Setiap komputer memiliki program kode biner yang berbeda yang disebut "bahasa mesin" (machine language). Hal ini menyebabkan komputer sulit untuk diprogram dan membatasi kecepatannya. Ciri lain komputer generasi pertama adalah penggunaan tube vakum (yang membuat komputer pada masa tersebut berukuran sangat besar) dan silinder magnetik untuk penyimpanan data.

Generasi kedua

Pada tahun 1948, penemuan transistor sangat memengaruhi perkembangan komputer. Transistor menggantikan tube vakum di televisi, radio, dan komputer. Akibatnya, ukuran mesin-mesin elektrik berkurang drastis.
Transistor mulai digunakan di dalam komputer mulai pada tahun 1956. Penemuan lain yang berupa pengembangan memori inti-magnetik membantu pengembangan komputer generasi kedua yang lebih kecil, lebih cepat, lebih dapat diandalkan, dan lebih hemat energi dibanding para pendahulunya. Mesin pertama yang memanfaatkan teknologi baru ini adalah superkomputer. IBM membuat superkomputer bernama Stretch, dan Sprery-Rand membuat komputer bernama LARC. Komputer-komputer ini, yang dikembangkan untuk laboratorium energi atom, dapat menangani sejumlah besar data, sebuah kemampuan yang sangat dibutuhkan oleh peneliti atom. Mesin tersebut sangat mahal dan cenderung terlalu kompleks untuk kebutuhan komputasi bisnis, sehingga membatasi kepopulerannya. Hanya ada dua LARC yang pernah dipasang dan digunakan: satu di Lawrence Radiation Labs di Livermore, California, dan yang lainnya di US Navy Research and Development Center di Washington D.C. Komputer generasi kedua menggantikan bahasa mesin dengan bahasa assembly. Bahasa assembly adalah bahasa yang menggunakan singkatan-singakatan untuk menggantikan kode biner.
Pada awal 1960-an, mulai bermunculan komputer generasi kedua yang sukses di bidang bisnis, di universitas, dan di pemerintahan. Komputer-komputer generasi kedua ini merupakan komputer yang sepenuhnya menggunakan transistor. Mereka juga memiliki komponen-komponen yang dapat diasosiasikan dengan komputer pada saat ini: printer, penyimpanan dalam disket, memory, sistem operasi, dan program.
Salah satu contoh penting komputer pada masa ini adalah 1401 yang diterima secara luas di kalangan industri. Pada tahun 1965, hampir seluruh bisnis-bisnis besar menggunakan komputer generasi kedua untuk memprosesinformasi keuangan.
Program yang tersimpan di dalam komputer dan bahasa pemrograman yang ada di dalamnya memberikan fleksibilitas kepada komputer. Fleksibilitas ini meningkatkan kinerja dengan harga yang pantas bagi penggunaan bisnis. Dengan konsep ini, komputer dapat mencetak faktur pembelian konsumen dan kemudian menjalankan desain produk atau menghitung daftar gaji. Beberapa bahasa pemrograman mulai bermunculan pada saat itu. Bahasa pemrograman Common Business-Oriented Language (COBOL) dan Formula Translator (FORTRAN) mulai umum digunakan. Bahasa pemrograman ini menggantikan kode mesin yang rumit dengan kata-kata, kalimat, dan formula matematika yang lebih mudah dipahami oleh manusia. Hal ini memudahkan seseorang untuk memprogram dan mengatur komputer. Berbagai macam karier baru bermunculan (programmer, analis sistem, dan ahli sistem komputer). Industr piranti lunak juga mulai bermunculan dan berkembang pada masa komputer generasi kedua ini.

Generasi ketiga

Walaupun transistor dalam banyak hal mengungguli tube vakum, namun transistor menghasilkan panas yang cukup besar, yang dapat berpotensi merusak bagian-bagian internal komputer. Batu kuarsa (quartz rock) menghilangkan masalah ini. Jack Kilby, seorang insinyur di Texas Instrument, mengembangkan sirkuit terintegrasi (IC : integrated circuit) di tahun 1958. IC mengkombinasikan tiga komponen elektronik dalam sebuah piringan silikon kecil yang terbuat dari pasir kuarsa. Pada ilmuwan kemudian berhasil memasukkan lebih banyak komponen-komponen ke dalam suatu chip tunggal yang disebut semikonduktor. Hasilnya, komputer menjadi semakin kecil karena komponen-komponen dapat dipadatkan dalam chip. Kemajuan komputer generasi ketiga lainnya adalah penggunaan sistem operasi (operating system) yang memungkinkan mesin untuk menjalankan berbagai program yang berbeda secara serentak dengan sebuah program utama yang memonitor dan mengkoordinasi memori komputer.

Generasi keempat

Setelah IC, tujuan pengembangan menjadi lebih jelas: mengecilkan ukuran sirkuit dan komponen-komponen elektrik. Large Scale Integration (LSI) dapat memuat ratusan komponen dalam sebuah chip. Pada tahun 1980-an, Very Large Scale Integration (VLSI) memuat ribuan komponen dalam sebuah chip tunggal.
Ultra-Large Scale Integration (ULSI) meningkatkan jumlah tersebut menjadi jutaan. Kemampuan untuk memasang sedemikian banyak komponen dalam suatu keping yang berukurang setengah keping uang logam mendorong turunnya harga dan ukuran komputer. Hal tersebut juga meningkatkan daya kerja, efisiensi dan keterandalan komputer. Chip Intel 4004 yang dibuat pada tahun 1971membawa kemajuan pada IC dengan meletakkan seluruh komponen dari sebuah komputer (central processing unit, memori, dan kendali input/output) dalam sebuah chip yang sangat kecil. Sebelumnya, IC dibuat untuk mengerjakan suatu tugas tertentu yang spesifik. Sekarang, sebuah mikroprosesor dapat diproduksi dan kemudian diprogram untuk memenuhi seluruh kebutuhan yang diinginkan. Tidak lama kemudian, setiap piranti rumah tangga seperti microwave, oven, televisi, dan mobil dengan electronic fuel injection (EFI) dilengkapi dengan mikroprosesor.
Perkembangan yang demikian memungkinkan orang-orang biasa untuk menggunakan komputer biasa. Komputer tidak lagi menjadi dominasi perusahaan-perusahaan besar atau lembaga pemerintah. Pada pertengahan tahun 1970-an, perakit komputer menawarkan produk komputer mereka ke masyarakat umum. Komputer-komputer ini, yang disebut minikomputer, dijual dengan paket piranti lunak yang mudah digunakan oleh kalangan awam. Piranti lunak yang paling populer pada saat itu adalah program word processing dan spreadsheet. Pada awal 1980-an, video game seperti Atari 2600 menarik perhatian konsumen pada komputer rumahan yang lebih canggih dan dapat diprogram.
Pada tahun 1981, IBM memperkenalkan penggunaan Personal Computer (PC) untuk penggunaan di rumah, kantor, dan sekolah. Jumlah PC yang digunakan melonjak dari 2 juta unit di tahun 1981 menjadi 5,5 juta unit di tahun 1982. Sepuluh tahun kemudian, 65 juta PC digunakan. Komputer melanjutkan evolusinya menuju ukuran yang lebih kecil, dari komputer yang berada di atas meja (desktop computer) menjadi komputer yang dapat dimasukkan ke dalam tas (laptop), atau bahkan komputer yang dapat digenggam (palmtop).
IBM PC bersaing dengan Apple Macintosh dalam memperebutkan pasar komputer. Apple Macintosh menjadi terkenal karena memopulerkan sistem grafis pada komputernya, sementara saingannya masih menggunakan komputer yang berbasis teks. Macintosh juga memopulerkan penggunaan piranti mouse.
Pada masa sekarang, kita mengenal perjalanan IBM compatible dengan pemakaian CPU: IBM PC/486, Pentium, Pentium II, Pentium III, Pentium IV (Serial dari CPU buatan Intel). Juga kita kenal AMD k6, Athlon, dsb. Ini semua masuk dalam golongan komputer generasi keempat.
Seiring dengan menjamurnya penggunaan komputer di tempat kerja, cara-cara baru untuk menggali potensial terus dikembangkan. Seiring dengan bertambah kuatnya suatu komputer kecil, komputer-komputer tersebut dapat dihubungkan secara bersamaan dalam suatu jaringan untuk saling berbagi memori, piranti lunak, informasi, dan juga untuk dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Jaringan komputer memungkinkan komputer tunggal untuk membentuk kerjasama elektronik untuk menyelesaikan suatu proses tugas. Dengan menggunakan perkabelan langsung (disebut juga Local Area Network atau LAN), atau [kabel telepon, jaringan ini dapat berkembang menjadi sangat besar.

Generasi kelima

Mendefinisikan komputer generasi kelima menjadi cukup sulit karena tahap ini masih sangat muda. Contoh imajinatif komputer generasi kelima adalah komputer fiksi HAL9000 dari novel karya Arthur C. Clarke berjudul 2001: Space Odyssey. HAL menampilkan seluruh fungsi yang diinginkan dari sebuah komputer generasi kelima. Dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI), HAL dapat cukup memiliki nalar untuk melakukan percapakan dengan manusia, menggunakan masukan visual, dan belajar dari pengalamannya sendiri.
Walaupun mungkin realisasi HAL9000 masih jauh dari kenyataan, banyak fungsi-fungsi yang dimilikinya sudah terwujud. Beberapa komputer dapat menerima instruksi secara lisan dan mampu meniru nalar manusia. Kemampuan untuk menterjemahkan bahasa asing juga menjadi mungkin. Fasilitas ini tampak sederhana. Namun fasilitas tersebut menjadi jauh lebih rumit dari yang diduga ketika programmer menyadari bahwa pengertian manusia sangat bergantung pada konteks dan pengertian ketimbang sekedar menterjemahkan kata-kata secara langsung.
Banyak kemajuan di bidang desain komputer dan teknologi yang semakin memungkinkan pembuatan komputer generasi kelima. Dua kemajuan rekayasa yang terutama adalah kemampuan pemrosesan paralel, yang akan menggantikan model non Neumann. Model non Neumann akan digantikan dengan sistem yang mampu mengkoordinasikan banyak CPU untuk bekerja secara serempak. Kemajuan lain adalah teknologi superkonduktor yang memungkinkan aliran elektrik tanpa ada hambatan apapun, yang nantinya dapat mempercepat kecepatan informasi.
Jepang adalah negara yang terkenal dalam sosialisasi jargon dan proyek komputer generasi kelima. Lembaga ICOT (Institute for new Computer Technology) juga dibentuk untuk merealisasikannya. Banyak kabar yang menyatakan bahwa proyek ini telah gagal, namun beberapa informasi lain bahwa keberhasilan proyek komputer generasi kelima ini akan membawa perubahan baru paradigma komputerisasi di dunia.