Minggu, 17 Juli 2011

Ekologi Media




Media Ecology With Marshall McLuhan


Konsep mengenai perkembangan teknologi komunikasi di mana dunia dianailogikan maenjadih sebuah desa yang sangat besar. Marshall McLuhan memperkenalkan konsep ini pada awal tahun 60-an dalam bukunya yang berjudul Understanding Media: Extension of A Man. Konsep ini berangkat dari pemikiran McLuhan bahwa suatu saat nanti informasi akan sangat terbuka dan dapat diakses oleh semua orang. Pada masa ini, mungkin pemikiran ini tidak terlalu aneh atau luar biasa, tapi pada tahun 60-an ketika saluran TV masih terbatas jangkauannya, internet belum ada, dan radio masih terbatas antardaerah, pemikiran McLuhan dianggap aneh dan radikal.
Desa Global menjelaskan bahwa tidak ada lagi batas waktu dan tempat yang jelas. Informasi dapat berpindah dari satu tempat ke belahan dunia lain dalam waktu yang sangat singkat, menggunakan teknologi internet. McLuhan meramalkan pada saatnya nanti, manusia akan sangat tergantung pada teknologi, terutama teknologi komunikasi dan informasi. McLuhan memperkirakan apa yang kemudian terjadi pada masa sekarang, di abada ke-2o seperti saat ini.
McLuhan memperkirakan pada masa digital dan serba komputer tersebut, persepsi masyarakat akan mengarah kepada perubahan cara serta pola komunikasi. Bagaimana pada saat itu, masyarakat tidak akan menyadari bahwa mereka sedang mengalami sebuah revolusi komunikasi, yang berefek pada komunikasi antarpribadi. Di atas level komunikasi interpersonal yakni komunikasi antara dua-tiga orang, pada masa desa global benar-benar terjadi trend komunikasi akan ke arah komunikasi massa, yakni bersifat massal dan luas. Di mana pembicaraan akan suatu topik dapat menjadi konsumsi dan masukan bagi masyarakat luas, kecuali, tentu saja, hal-hal yang bersifat amat rahasia seperti rahasia perusahaan, rahasia negara, keamanan-ketahanan. Semua orang berhak untuk ikut dalam pembicaraan umum, dan juga berjak untuk mengkonsumsinya, tanpa terkecuali.



McLuhan menyatakan bahwa desa global terjadi sebagai akibat dari penyebaran informasi yang sangat cepat dan massive di masyarakat. Penyebaran yang cepat dan massive ini menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (media massa). manusia pada masa itu akan lebih menyukai komunikasi audiovisual yang ateraktif, informatif, dan menghibur. Bertentangan dengan “kekuatan” teknologi media massa, manusia tidak akan mengagumi internet seperti pada awal kehadirannya di tengah masyarakat, sekalipun Internet dapat menghubungkan satu orang dengan orang lainnya dalam tempat yang berjauhan, menyampaikan banyak pesan ke tempat yang berlainan dalam satu waktu bersamaan. Perkembangan konsep Desa Global. Seiring berjalannya waktu, konsep ini terus berkembang. konsep ini dianggap sesuai dengan keadaan masa kini, yakni teknologi komunikasi, salah satunya adalah internet, terbukti dapat menyatukan dunia. Perkembangan teknologi seperti yang dinyatakan dalam desa global, membawa dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah orang selalu bisa mengetahui kabar terbaru yang terjadi di tempat lain, dapat berkomunikasi dan terhubung walau dalam jarak ribuan mill, mencari dan bertukar informasi. Adapaun dampak negatifnya adalah kecanduan internet, orang tidak dapat hidup tanpa internet, orang yang lebih eksis di dunia maya dibandingkan dunia nyata, yang menggangu hubungan sosialnya dengan orang lain.

MEDIA ECOLOGY
Ekologi media melihat ke dalam masalah bagaimana media komunikasi mempengaruhi persepsi manusia, pemahaman, perasaan, dan nilai, dan bagaimana interaksi kita dengan media memfasilitasi atau menghambat peluang kami bertahan hidup.
Ekologi Kata menyiratkan studi lingkungan: struktur, isi, dan dampak pada orang-orang.
Lingkungan adalah, setelah semua, sebuah sistem pesan yang kompleks yang membebankan pada manusia cara-cara berpikir tertentu, merasa, dan berperilaku.
• Ini struktur apa yang dapat kita lihat dan katakan, dan karena itu, lakukan.
• Ini memberikan peran kepada kami dan kami bersikeras bermain mereka.
• Ini menentukan apa yang kita diizinkan untuk melakukan dan apa yang kita tidak. Kadang-kadang, seperti dalam kasus pengadilan, atau ruang kelas, atau kantor bisnis, spesifikasi eksplisit dan formal.
Dalam kasus lingkungan media (misalnya, buku, radio, film, televisi, dll), spesifikasi lebih sering implisit dan informal, setengah tersembunyi oleh asumsi kita bahwa apa yang kita hadapi bukanlah lingkungan melainkan hanya mesin. Media ekologi mencoba untuk membuat spesifikasi eksplisit. Akan mencoba untuk mencari tahu apa peran media yang memaksa kita untuk bermain, bagaimana media struktur apa yang kita lihat, mengapa media membuat kita merasa dan bertindak seperti yang kita lakukan.
Media ekologi adalah studi tentang media sebagai lingkungan. Menurut marshall mcluhan:
Berarti mengatur berbagai media untuk saling membantu sehingga mereka tidak akan membatalkan satu sama lain, untuk menopang satu medium dengan yang lain. Anda mungkin mengatakan, misalnya, radio yang merupakan bantuan besar untuk melek huruf dari televisi, tetapi televisi mungkin bantuan yang sangat menakjubkan untuk mengajar bahasa. Dan sehingga Anda dapat melakukan beberapa hal pada beberapa media yang tidak dapat Anda lakukan pada orang lain. Dan, karena itu, jika Anda menonton seluruh bidang, Anda dapat mencegah pemborosan yang datang oleh salah satu membatalkan keluar yang lain. [2]
Terinspirasi oleh McLuhan, Neil Postman mendirikan Program dalam Ekologi Media di New York University pada tahun 1971. Dia menggambarkannya sebagai:
Ekologi media melihat ke dalam masalah bagaimana media komunikasi mempengaruhi persepsi manusia, pemahaman, perasaan, dan nilai, dan bagaimana interaksi kita dengan media memfasilitasi atau menghambat peluang kami bertahan hidup. Ekologi Kata menyiratkan studi lingkungan:. Struktur, isi, dan dampak pada orang-orang .
Corey Anton, Editor Explorations in Ekologi Media di Grand Valley State University, mendefinisikan ekologi media sebagai:
Sebuah berbasis luas tradisi ilmiah dan sosial praktek. Hal ini baik historis dan kontemporer, seperti slide antara dan menggabungkan kuno, modern, dan pasca-modern. . . Lebih tepatnya,. Ekologi media yang memahami sejarah yang sedang berlangsung kemanusiaan dan dinamika budaya dan kepribadian menjadi rumit saling terkait dengan teknologi komunikasi dan komunikasi.

Marshall McLuhan mengatakan bahwa kita sebenarnya hidup dalam suatu ‘desa global’. Pernyataan McLuhan ini mengacu pada perkembangan media komunikasi modern yang telah memungkinkan jutaan orang di seluruh dunia untuk dapat berhubungan dengan hampir setiap sudut dunia. Kehadiran media secara serempak di berbagai tempat telah menghadirkan tantangan baru bagi para ilmuwa dari berbagai disiplin ilmu. Pentingnya komunikasi massa dalam kehidupan manusia modern dewasa ini, terutama kemampuannya untuk menciptakan public, menentukan issue, memberikan kesamaan kerangka berpikir, dan menyusun perhatian public, pada gilirannya telah mengundang berbagai sumbangan teoritis terhadap kajian tentang komunikasi massa.
Konsep komunikasi massa itu sendiri pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada public secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh audience.
Pusat dari studi mengenai komunikasi massa adalah media. Media merupakan organisasi yang menebarkan informasi yang berupa produk budaya atau pesan yang mempengaruhinya dan mencerminkan budaya dalam masyarakat. Oleh karenanya, sebagaimana dengan politik atau ekonomi, media merupakan suatu sistem tersendiri yang merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan yang lebih luas.
Dengan asumsi bahwa modern adalah meninggalkan yang “kuno”, maka pada gilirannya, kehendak untuk modern merupakan manifestasi dari kehendak untuk mengeliminir pandangan primordial pra-modern atau hal-hal yang menghambat lajunya “kehendak-kehendak” itu, seperti agama, etika, dan nilai. Asumsi-asumsi ini akan terus berkembang seiring dengan lajunya pandangan “modern”. Pada saat modernitas diposisikan sebagai “sesuatu yang dicari banyak orang”, maka pada saat yang sama kepentingan-kepentingan modernitas telah menjadi ideologi. Kepentingan dan keinginan untuk modern, dengan lain arti, menjadi kehendak untuk berkuasa.
Saluran-saluran kekuasaan yang efektif untuk mengakses massa demi terwujudnya “kepentingan” tersebut adalah media, sehingga tidak salah ketika pada saat modernitas mengubah kesadaran manusia menjadi kesadaran massa.


Marshall McLuhan dalam dua bukunya, The Gutenberg Galaxy: The Making of Typographic Man (1962) dan Understanding Media: The Extensions of Man (1964), meramalkan bahwa peralihan teknologi dari era teknologi mekanik ke era teknologi elektronik akan membawa peralihan pula pada fungsi teknologi sebagai perpanjangan badan manusia dalam ruang, menuju perpanjangan sistem syaraf.
Menurut McLuhan, perpanjangan ini bersesuaian dengan tahapan-tahapan sejarah. Teknologi percetakan merujuk pada era modernitas, dan teknologi media elektronik merujuk pada era postmodernitas. Namun perkembangan teknologi media elektronik saat ini, dalam bentuknya yang paling canggih dan massif, telah meredusi kandungan pesan media itu sendiri dan menggantikannya dengan permainan bahasa yang bersifat simbolik. Media menjadi sekedar perpanjangan badan manusia, namun tanpa pesan, makna, dan kedalaman. Pesan itu sendiri, kini tidak lebih dari media-media lain.
Dalam logika perpanjangan badan manusia, mesin ketik adalah perpanjangan tangan manusia, mobil adalah perpanjangan kaki manusia, radio adalah perpanjangan telinga manusia, media cetak adalah perpanjangan mata manusia, dan teknologi televisi, komputer serta internet adalah perpanjangan pusat sistem syaraf manusia.
Sehingga menurut logika perpanjangan manusia di atas yang berkomunikasi adalah alat-alat komunikasi dan sistemnya itu sendiri. Proses komunikasi dalam masyarakat berteknologi canggih sama sekali tidak memerlukan manusia sebagai pelaku komunikasi. Proses komunikasi sekadar aliran pesan-pesan yang diregistrasi dalam kaitannya dengan biaya finansial. Jadi kita tinggal mengecek ke dalam sistem untuk memenuhi hasrat atau tujuan individual, dan hanya itulah hakikat dari partisipasi individual kita. Jika alat-alat sudah berkonvergensi, mereka akan jauh lebih kompatibel, semakin berkemampuan tinggi untuk membaca pesan satu sama lain.
Dalam bukunya The Gutenberg Galaxy (1962), Marshall McLuhan memaparkan tiga periode sejarah manusia menurut medium komunikasinya. Pertama adalah masa preliterate atau tribal, era di mana manusia berkomunikasi menggunakan medium oral sehingga berkembanglah kehidupan “kultur telinga”. Kehidupan ini, menurut McLuhan, membuahkan perilaku ketergantungan yang tinggi satu sama lain tidak individualis sehingga memiliki akar kuat pada lingkungan sosial, termasuk nilai-nilai yang dianut.
Sampai akhirnya masuk era kedua, yaitu era Gutenberg. Pada masa ini manusia telah masuk dalam tradisi menulis yang kemudian berkembang menjadi tradisi print atau cetak seiring dengan penemuan mesin cetak. Penggunaan medium tulisan atau cetakan kemudian menjauhkan individu dari suara, sentuhan, serta respons secara langsung dan pada akhirnya memunculkan sifat-sifat introspektif, rasional, serta individualis. Selain itu juga pada masa ini manusia mulai menumbuhkan pengetahuan, termasuk konsep individu, simbol kelompok, konsep bermasyarakat, konsep bernegara, dan lain-lain.
ketiga (terakhir) adalah perangkat elektronik yang mengaburkan batas-batas fisik, ruang dan waktu, serta kepemilikan publik dan privat. Batas-batas daerah dan negara hilang. Pengaruh global tidak dapat dibendung. Nasionalisme menurun. Dalam periode ini otoritas media tulisan juga menurun.
Marshall McLuhan dalam bukunya, Understanding Media – The Extensions of Man menyatakan bahwa medium yang dipakai untuk menyampaikan informasi dan pesan, membentuk format pesan itu sendiri. McLuhan menganggap media sebagai perluasan manusia, dan bahwa media yang berbeda-beda mewakili pesan yang berbeda-beda. Media menciptakan dan mempengaruhi cakupan serta bentuk dari hubungan-hubungan dan kegiatan-kegiatan manusia. Pengaruh media dengan adanya kemajuan teknologi menjadi sangat dahsyat bagi umat manusia. Media telah campur tangan dalam kehidupan manusia secara lebih cepat daripada sebelumnya, juga memperpendek jarak diantara bangsa-bangsa.
Munculnya era kontemporer yang ditandai dengan revolusi teknologi informasi membuat sebagian besar tatanan kehidupan dunia, seperti sosial, politik, ekonomi, seni dan budaya berubah drastis. Marshall Mcluhan, sang pelopor ilmu komunikasi, dalam bukunya yang cukup spektakuler. Understanding Media (1964), menyebutkan, bahwa dengan ditemukannya media canggih, dunia menjadi seperti desa buana (global village) yang dalam istilah populer sekarang ini disebut sebagai era globalisme.
Teknologi informasi kini memiliki substansinya sendiri. la tidak bisa hanya dianggap sebagai sekedar alat saja. Siapapun yang memasuki dunia kontemporer, mau tidak mau, harus menyatu dengan logika teknologi tersebut. Dikatakan bukan sekedar alat karena pada kenyataannya ia telah menciptakan ruang yang bernama globalisasi itu, yang notabene adalah sebuah jaringan kompleks informasi.

Namun, disamping kompleksnya tatanan kehidupan dunia, juga tampak semakin terbuka/transparan bahwa tak mungkin kehidupan tertentu niscaya progresif jika menutup diri dengan kehidupan lainnya. Logika informasi adalah korelasi. Sementara, secara pragmatis, relasi informasi membuat semaraknya dunia bisnis tertentu. Globalisasi yang menekankan keniscayaan pasar bebas sudah jelas banyak bersandar pada potensi jaringan informasi. Pula, informasi selalu mengandalkan pengetahuan.
Marshall McLuhan, dalam karya monumentalnya Understanding Media: An Extension of Man, mengemukakan tinjauan kritis terhadap fungsi media, yakni tidak saja menjadi kepanjangan tangan manusia, tetapi juga menyimpan kekuatan untuk mengubah perilaku manusia. Fungsi inilah yang menjadi fokus kritik-kritik tajam kajian posmodernisme terhadap modernitas. Salah satu pioneer dalam kajian ini adalah Jean Baudrillard Kritik-kritik yang dilakukannya menyentuh akar kesadaran dan ideologi modernitas itu sendiri. Secara spesifik Baudrillard melihat fungsi TV, sebagai media salah satu media massa, dalam memainkan pola “pengkreasian” modernitas atas kesadaran manusia modern melalui imaji yang dibangunnya. TV, bagi Baudrillard dengan mengembangkan teori “media as message”nya McLuhan, telah mengubah fungsi media menjadi ”diri media itu sendiri”, artinya fungsi TV sebagai mediator menjadi “makna” hakiki media itu sendiri. Pesan-pesan TV yang dikonstruk merupakan efek langsung dari dirinya, sehingga menciptakan dunia pemirsa menjadi “warga” dari global village di manapun tempat dan kapanpun waktunya.
Selain itu, Di era serba teknologi seperti sekarang, cara berkomunikasi dan melakukan transaksi bisnis yang efektif tidak selalu harus melalui cara bertatap muka meskipun hal itu bisa menimbulkan gugatan dari aspek budaya. Sebagai contoh transaksi perbankan saat ini sudah bisa dilakukan dalam waktu cepat melalui internet banking. Melalui sentuhan tangan di keyboard komputer yang terhubung ke jaringan internet atau melaui smartphone, sekarang nasabah sudah bisa melakukan transaksi perbankan dari mana dan kapan saja. Perkembangan teknologi informasi mampu mengatasi dimensi waktu, ruang dan jarak.
Kondisi tersebut di atas sudah diramalkan oleh Marshall McLuhan (1983) sekitar empat dekade lalu, bahwa peralihan dari era teknologi mekanik ke era teknologi listrik di Barat akan membawa peralihan pula pada fungsi teknologi sebagai perpanjangan manusia menuju perpanjangan tahap akhirnya, dari perpanjangan badan di dalam ruang, menuju per¬panjangan sistem saraf.
McLuhan tampaknya berpandangan optimis terhadap humanis teknologi, melihat bahwa perkem¬bangan teknologi informasi, khususnya televisi dan komputer telah memungkinkan manusia hidup di dalam dunia yang disebut desa global, dunia yang tak lebih besar dari sebuah layar kaca atau sebuah disket, disebabkan dapat diakumulasikan, direproduksi dan disiarkannya kembali segala bentuk informasi melalui media tersebut.
Jean Baudrillard (1983) mengangkat pandangan¬-pandangan McLuhan tentang perpanjangan tangan dan desa global dalam konteks perkembangan mutahir dunia Barat. Menurut Baudrillard perkembangan sains dan teknologi tidak saja dapat memperpanjang badan atau sistem saraf manusia, bahkan lebih fantastis lagi, mampu menghasilkan duplikat manusia, mampu menyulap fantasi, halusinasi, ilusi atau science-fiction menjadi nyata, mampu mereproduksi masa lalu dan nostalgia, mampu melipat dunia, sehingga tak lebih dari sebuah layar kaca, disket atau memory bank.
Kedua pemikir tersebut melihat ketidakterpisahan antara perkembangan sains dan teknologi, pengguna¬an ruang dan waktu. Konsep kemajuan yang melandasi perkembangan masyarakat modern, me¬nuntut penaklukan ruang serta penghancuran ruang melalui waktu. Pada tapal batas terakhir yang dicapai, proses penaklukkan ruang melalui waktu ini telah mengubah wajah dunia, yang kini menjelma menjadi sebuah desa global McLuhan.

1 komentar:

  1. Iron-Steel Steel Spades | Titsanium-Art
    Iron-Steel Spades is an elegant and flexible design titanium white acrylic paint that is titanium nitride coating inspired by the original Japanese design of a modern design, with a design that is suitable for  Rating: black titanium fallout 76 4.4 · ‎25 reviews titanium ring · titanium uses ‎$34.99 · ‎In stock

    BalasHapus